A.
Hakikat
manusia
Manusia merupakan makhluk yang
diciptakan amat sangat sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya dimuka bumi
ini, Karena manusia di lengkapi dengan akal, fikiran, perasaan, dan juga
pengetahuan. Dibandingkan dengan makhluk lain manusia lebih banyak menggunakan
akal fikirannya dibandingkan dengan kekuatan nya, tetapi hal itu tidak membantu
manusia memecahkan permaslahan mengenai apa itu hakikat manusia yang
sebenarnya.
Menurut Ali Syariati manusia itu
termasuk masalah yang paling rumit di alam semesta. Manusia memerlukan
pencurahan perhatian besar. Sampai saat ini, manusia modern belum mampu menarik
sebuah simpulan lengkap tentang dirinya. Walau manusia dapat memecahkan
persoalan kehidupan dan mengatasi banyak rintangan yang ditimbulkan oleh alam
yang membatasi kemajuan manusia, manusia tetap menjadi masalah pelik dan tak
terpecahkan sehingga menjadi tragedi besar di abad ilmu dan teknologi. Kendati
ilmu telah membantu dan mengatasi berbagai masalah yang menghalangi kemajuan
sosial, ilmu telah gagal dalam menolong manusia dan memecahkan masalah manusi
itu sendiri.
Tapi kendati begitu manusia tetaplah
makhluk yang sangat istimewa serta memiliki kelebihan dengan makhluk lainnya
dimuka bumi ini. kelebihan manusia dengan makhluk lain, yaitu :
v Manusia sebagai makhluk
berpikir dan bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan dalam tindakan dan
perilakunya terhadap lingkungannya.
v Manusia sebagai
pembuat alat karena sadar akan keterbatasan inderanya (Homo faber)
v Manusia dapat
berbicara (Homo Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
v Manusia dapat
hidup bermasyarakat (Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).
v Manusia dapat
mengadakan usaha (Homo Economicus).
v Manusia mempunyai
kepercayaan dan beragama (Homo religious).
B.
Keingin
tahuan manusia
Manusia yang di
lengkapi dengan akal, fikiran serta ilmu pengetahuan memungkinkan dirinya untuk
berbuat hal yang lebih baik serta memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi
dibandingkan makhluk lainnya yang ada di muka bumi ini. Dari rasa keingin
tahuan manusia itulah maka berkembanglah pula ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh
manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih berkembang lagi manakala ditunjang
dengan adanya tukar menukar informasi antar manusia.
Menurut
Issac Asimov (1920), mengatakan bahwa binatang sebagai Idle Curiosity (keingintahuan yang
terbatas). Manusia justru daya pikirnya
lebih berperan daripada daya fisiknya. Seperti hal nya kita ketahui bahwa
binatang mempunyai insting untuk kelangsungan hidupnya, memperoleh makanan,
serta hal-hal lainnya. Aktivitas tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu dan
dinyatakan sebagai rasa keingintahuan yang tidak berkembang atau biasa disebut
idle curiousty. Sedangkan manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan
penalaran, pemikiran logis, dan analis. Oleh karena itu, manusia memiliki rasa
ingin tahu yang selalu berkembang yang biasa disebut dengan curiousity.
Secara
sederhana perkembangan rasa ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaan what “apa”
tentang sesuatu kemudian dilanjutkan dengan how “bagaimana” kemudian why
“mengapa”. Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya
merupakan dasar dari perkembangan ilmu pengetahuan alam. Semua pengetahuan
dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Ilmu ini terus
berkembang sejalan dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu,terutama tentang
benda yang ada disekelilingnya,alam jagad raya,bahkan dirinya sendiri. Hal
tersebut mendorong manusia untuk memahami serta menjelaskan gejala-gejala yang
terjadi dan dorongan rasa ingin tahu manusia tersebut membuat mereka mencari
jalan keluar dari setiap apa yang terjadi. Pengetahuan tentang satu masalah
mendatangkan pertanyaan (masalah) lain yang ingin dijawab.
1.
Cara manusia memperoleh pengetahuan :
Dalam
memperoleh pengetahuan banyak cara yang dilakukan oleh manusia, salah satu nya
dengan pendekatan non-ilmiah (sains semu) dan pendekatan ilmiah.
a.
Pendekatan
non-ilmiah (sains semu)
Metode non ilmiah merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memecahkan masalah. Namun dalam pemecahan masalah tersebut hanya berdasarkan
pada pendapat atau anggapan dari para ahli pikir atau dari para
penguasa yang dianggap benar. Padahal anggapan itu belum tentu dapat dibuktikan
kebenarannya. metode ini di biasanya di terapkan pada jaman-jaman kuno dimana pengetahuan serta teknologi yang di
ciptakan manusia masih terbatas. Dalam metode ini ada beberapa pendekatan yang
dilakukan manusia untuk mendapatkan pengetahuan, yaitu :
Ø Mitos
Kata
mitos berasal dari bahasa inggris Myth dan
bahasa yunani Muthos yang artinya
suatu kepercayaan yang sangan dipahami dan dianggap sebagai acuan pola
kehidupan pada suatu kelompok atau tatanan social masyarakat tertentu.
Ø Wahyu
Dalam
agama islam wahyu adalah suatu pengetahuan yang berasal dari Allah SWT yang
disampaikan kepada manusia melalui perantara seorang nabi atau rasul.
Ø Pendapat otoritas
Pendapat otoritas ilmiah berasal dari orang-orang
yang biasanya telah menempuh pendidikan formal tertinggi atau orang yang telah
mempunyai pengalaman kerja ilmiah dalam suatu bidang/ilmu. Pendapat-pendapat
mereka sering diterima orang tanpa diuji; selalu dipandang benar.
Ø Prasangka
Yaitu suatu anggapan benar padahal baru
merupakan kemungkinan benar atau kadang-kadang malah tidak mungkin benar.
dengan prasangka, orang sering mengambil keputusan yang keliru. Prasangka hanya
berguna untuk mencari kemungkinan suatu kebenaran. Prasangka terbagi menjadi
dua yaitu prasangka baik dan prasangka buruk.
Ø Intuisi
Intuisi ialah pendapat seorang yang
diangkat dari perbendaharaan pengetahuannya terdahulu melalui suatu proses yang tidak
disadari. Jadi, seolah-olah begitu saja muncul pendapat itu tanpa difikir.
Pengetahuan yang dicapai denngan cara demikian sukar dipercaya,
ungkapan-ungkapan sering juga masuk akal namun belum tentu cocok dengan
kenyataan
Ø Trial and error
Yaitu
metode coba-coba atau untung-untunngan, banyak penemuan hasil “real and
error” sangat berguna bagi manusia, misalnya, ditemukannya rendaman
kulit kina untuk obat malaria kemudia penemuan lampu oleh Thomas Alva Edison.
Penemuan dengan cara coba-coba ini jelas tidak efisien sebagai suatu cara untuk
mencari kebenaran.
Ø Pengalaman
Untuk memperoleh
sesuatu yang mereka inginkan manusia seringkali menggunakan pengalaman-pengalamannya.
Pengalaman memang kadang-kadang banyak membantu. Tetapi jika tidak digunakan
secara kritis bisa merugikan.
b.
Pendekatan ilmiah
Pendekatan ilmiah merupakan prosedur untuk mendapatkan ilmu yang
dilakukan dengan cara-cara ilmiah atau sains. Dalam pendekatan ilmiah ada
beberapa struktur metode untuk mendapatkan pengetahuan, struktur metode ilmiah
ini mempunyai beberapa langkah, yaitu :
Ø Perumusan masalah
Perumusan
masalah merupakan langkah untuk mengetahui masalah yang akan dipecahkan sehingga
masalah tersebut menjadi jelas batasan, kedudukan, dan alternative cara untuk
memecahkannya.
Ø Penyusunan kerangka
berfikir atau dasar teori
Penyusunan
kerangka berfikir merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan antara
berbagai faktor yang berkaitan dengan objek dan dapat menjawab permaslahan.
Keterangan keterangan
dalam menyusun suatu dasar teori dapat diperoleh dari buku-buku laporan hasil
penelitian orang lain. Wawancara dengan pakar, atau melalui pengamatan langsung
(observasi) di lapangan. Dasar teori berguna sebagai dasar menarik hipotesis.
Ø Penarikan hipotesa
Hipotesis adalah
jawaban sementara atau dugaan terhadap permasalahan atau pertanyaan yang
diajukan berdasarkan kesimpulan kerangka berpikir/dasar teori. Dikatakan
sebagai jawaban sementara karena hipotesis ini baru mengandung kebenarannya
yang bersifat logis dan teoritis. Kebenarannya belum bersifat empiris, karena
belum terbukti melalui eksperimen.
Ø Percobaan
Untuk menguji hipotesis
dapat dilakukan dengan melakukan observasi dan percobaan atau eksperimen. Dari
eksperimen atau percobaan tersebut akan diperoleh data. Data inilah yang akan
dianalisa untuk memudahkan penarikan kesimpulan.
Ø Analisis data
Data-data yang akan
dianalisis didapat dari hasil eksperimen atau percobaan, dari data inilah akan
ditarik suatu kesimpulan atas jawaban dari suatu masalah yang sedang diteliti. data hasil eksperimen
dibedakan menjadi 2:
1) Data
kualitatif yaitu data yang tidak disajikan dalam bentuk angka tetapi dalam
bentuk deskripsi. Contoh data ciri morfologi.
2) Data
kuantitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka. Contoh data hasil
pengukuran tinggi batang suatu tanaman. Data kuantitatif harus diolah dalam
bentuk tabel, grafik, atau diagram sehingga mudah dipahami orang lain.
Ø Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan
adalah langkah terakhir untuk mendapatkan suatu pengetahuan dalam pendekatan
ilmiah, oleh karena itu Penarikan kesimpulan harus mengacu pada hasil
eksperimen. Kesimpulan dari suatu penelitian harus diambil berdasarkan semua
data yang diperoleh. Penarikan kesimpulan bukan berdasarkan hasil rekayasa atau
kkeinginan peneliti. Bukan pula untuk menuruti kemauan pihak tertentu dengan
cara memanipulasi data. Kesimpulan harus memiliki hubungan yang jelas dengan
permasalahna dan hipotesis. Ada 2 kemungkinan yang ada dalam pengmbilan kesimpulan, yaitu
hipotesis diterima dan hipotesis ditolak.
Dalam pendekatan
ilmiah suatu percobaan dikatakan ilmiah apabila suatu percobaan itu memenuhi 4
syarat, yaitu :
·
Logis (Masuk akal)
Suatu percobaan untuk mendapatkan pengetahuan
haruslah masuk akal, dimana pengetahuan itu dapat dibuktikan dengan panca
indra.
·
Metodik
Artinya pengetahuan itu dilakukan dengan
cara-cara tertentu yang terkontrol dengan baik.
·
Sistematik
Dalam suatu pendekatan ilmiah pengetahuan itu
harus tersusun dalam sistem, tidak berdiri sendiri. Artinya suatu pengetahuan
satu dengan yang lain saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya
merupakan satu kesatuan yang utuh.
·
Berlaku umum
Suatu pengetahuan dalam metode ilmiah tidak
hanya berlaku untuk dirinya sendiri atau dapat diamati oleh sesorang atau oleh
beberapa orang saja, tetapi semua orang dengan cara eksperimentasi yang sama
akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.
C. Perkembangan Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia
1. Perkembangan
Fisik Manusia
Manusia sebagai makhluk memiliki ciri-ciri sebagai berikut
(Maskoeri Jasin, 2008: 1)
a. Memiliki organ tubuh
yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
b. Mengadakan metabolisme
atau penyusunan dan pembongkaran zat, yakni ada zat yang masuk dan keluar.
c. Memberikan tanggapan
terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
d. Memiliki potensi untuk
berkembang.
e. Tumbuh dan berkembang.
f. Berinteraksi dengan
lingkungannya.
g. Bergerak
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel
sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel
sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel
telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan
menjadi laki-laki. Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai
berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada
minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang
ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18
minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan
diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati lubang kelahiran.
Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan tercepat terjadi pada
saat setelah kelahiran sampai remaja.Bayi manusia (usia 0-2 tahun) tumbuh dan
berkembang menjadi anak yang pandai berbicara, membaca, berhitung dan mampu
bergerak dengan lincah. Kemudian anak manusia berada pada masa kanak- kanak
pada usia 3- 5 tahun yang disebut masa bertanya dan ditandai dengan pertumbuhan
fisik yang mulai berkembang serta pandai berbicara, membaca, dan berhitung.
Selanjutnya pada usia 13-20 tahun, anak tersebut menjadi remaja yang mulai
mengalami pubertas, seperti perempuan mulai mensturasi, dan laki-laki mulai
memiliki jenggot, kumis, serta membesar suaranya. Selanjutnya masuk masa dewasa
(usia >20 tahun) yang sudah mampu bekerja dan berumah tangga.Setelah usia 30
tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan diri sebagai
individu yang bertanggung jawab.
2. Perkembangan
Sifat dan Pikiran Manusia
Sifat ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan
umur dan waktu dimana manusia tersebut hidup. Biasanya manusia mendapatkan
pengetahuan dari sesama manusia dan pengamatan terhadap alam sekitar, pada
zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan berladang yang berpindah dari
satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat menjadi petani dan peternak yang
menetap. Ada dua macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni perkembangan
alam pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya dan perkembangan
alam pikiran manusia, sejak zaman purba hingga dewasa ini. Berikut ini,pengelompokan
perkembangan kecerdasan manusia berdasarkan usia dari bayi hingga dewasa.
a. Masa bayi (0 – 2 Tahun)
Masa
bayi menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik. Pada periode
ini, perkembangan kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan,
berjalan, berbicara, dan mengikatkan diri pada orang lain. Dengan gerakan –
gerakan anggota tubuhnya,ia belajar memadukan keterangan – keterangan melalui
semua alat inderanya.
b. Masa Kanak – kanak ( 3 –
5 Tahun )
Masa
kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional, dengan kisaran usia 2 – 7
tahun. Pada periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar, sehingga banyak
yang menyebut masa ini sebagai masa bertanya. Apalagi pada masa ini si anak
sudah memiliki keterampilan berbahasa lisan. Namun, pada masa ini
pengungkapannya sering menggunakan lambang– lambang,seperti bermain mobil
dengan garasinya menggunakan kotak kosong.
c. Masa Usia Sekolah ( 6 –
12 Tahun )
Masa
ini disebut juga sebagai periode operasional nyata,dengan kisaran usia 7-11
tahun. Pada periode ini,anak sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik,
dan motorik yang baik. Para ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “masa
tenang”, karena proses perkembangan emosional si anak telah mendapatkan
kepuasan maksimal sesuai dengan kemampuan individu. Perolehan
pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan percobaan), walaupun sudah
dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
d. Masa Remaja ( 13 – 20
Tahun )
Periode
ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun
dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang
dewasa,padahal secara fisik, mental, dan emosional belum mampu menggunakan
nalar serta berhipotesis.
e. Masa dewasa ( > 20
Tahun )
Masa
dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka
mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai
anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung
jawab.
C. Sejarah Pengetahuan
Manusia
Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah perkembangan jiwa
manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan, berlangsung dalam
tiga tahap (Heri Purnama, 2008: 13):
1. Tahap teologi atau
fiktif
Pada
tahap teologi atau fiktif, berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang
pertama dan tujuan yang terakhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubugkan
dengan kekuatan gaib. Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan
dalam kaitannya dengan sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap
gejala dan peristiwa dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib
lainnya.
2. Tahap filsafat atau
fisik atau abstrak
Tahap
metafisika atau abstrak merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab
utama dan tujuan akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan diri kepada
kepercayaan akan adanya kekuatan gaib, melainkan pada akalnya sendiri, akal
yang telah mampu melakukan abstraksi guna menemukan hakekat segala sesuatu.
3. Tahap positif atau
ilmiah riil
Tahap
positif atau riil merupakan tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara
positif atau riil atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang
dikembangkan secara positif melalui pengamatan, percobaan dan perbandingan.
Ilmu pengetahuan juga berkembang sesuai dengan
zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada pada saat
itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan Yunani, karena keterbatasan
alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu pengetahuan
zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun sebagian
lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan aataupun “mitos.” Pengetahuan
semacam ini disebut sebagai “pseudo science” yaitu mirip sains tapi bukan sains
(pengetahuan semu).
Disusun oleh :
Nama : Ajeng Herlinda
Npm : 115040136
Program
studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi
UNIVERSITAS
SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON